Highlight.ID – Menjelajahi dunia eCommerce dapat terlihat menakutkan bagi seorang calon pengusaha atau bagi penjual offline pemilik toko fisik dan belum pernah berjualan online meski banyak peluang di sana. Hal ini juga berlaku bagi perempuan yang ingin memulai atau mengembangkan bisnis mereka dan mencari peluang untuk sukses di platform eCommerce.
Untuk menginspirasi para penjual agar dapat memaksimalkan potensi platform eCommerce, Lazada mengumpulkan 12 pengusaha perempuan pemenang Lazada Forward Women Awards 2022 untuk menceritakan kisah keberhasilannya dan membagikan tips mengembangkan bisnisnya di platform eCommerce.
1. Gunakan media sosial untuk membangun basis pelanggan dan mendorong kunjungan ke toko daring
Bukan rahasia lagi bahwa media sosial adalah sebuah platform yang kuat bagi penjual untuk menghidupkan kisah brand dan produk mereka. Melalui media sosial, sebuah brand berpotensi menjangkau hingga jutaan pelanggan, dan bisa membantu membangun basis pengikut setia di saat yang bersamaan. Kunci keberhasilan di media sosial adalah menjadikannya sebagai pendorong kunjungan ke toko daring dengan menyampaikan konten yang menarik dan melibatkan pelanggan.
Inilah yang membawa Manasawee Suangkaew, pemilih toko fesyen Loonnystore di Thailand, mewujudkan kesuksesan di eCommerce. Dengan menggunakan platform media sosial untuk memperlihatkan produk-produknya, tren fesyen dan gaya-gaya selebritas terkini, ia mengubah pengguna media sosial yang penasaran dengan tren fesyen terbaru menjadi pembeli perdana, dan mendorong pengikut setia media sosialnya menjadi pelanggan tetap. Bagi Manasawee, media sosial adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kesuksesannya. Apalagi media sosial juga adalah iklan gratis di mana pembeli lainnya juga dapat berbagi cerita soal belanjaannya!
Baca Juga:
Pengertian Viral Marketing dan Cara Terbaik untuk Menerapkannya
2. Gunakan livestreaming untuk mengedukasi konsumen mengenai produk
Kita semua telah terbiasa untuk menonton tayangan livestreaming di platform eCommerce. Untuk penjual, livestreaming dapat menjadi sebuah alat pemasaran yang efektif untuk menjangkau penonton secara instan. Hanya dalam beberapa menit, penjual dapat menarik perhatian penonton dengan membagikan informasi yang menarik dan menghibur mengenai brand dan produknya, memberikan sebuah pengalaman ‘langsung’ bagi penonton, seperti layaknya pengalaman dalam sebuah toko fisik.
Pattiya Thanasrivanitchai, pemilik Happi Cup di Thailand, menggunakan sesi livestreaming tidak hanya untuk memperlihatkan produk-produk cawan menstruasinya, tetapi juga sebagai sebuah kanal untuk berdiskusi mengenai kesehatan perempuan dengan para pelanggannya. Demikian pula dengan Farica Edgina Yosafat, pemilik Berry Baby di Lazada Indonesia. Farica melihat livestreaming sebagai sebuah kanal yang penting untuk mengedukasi dan menginformasikan pelanggan mengenai produk-produk ibu dan anaknya.
“Sebagai pemilik bisnis, sangat penting untuk terus berinteraksi dengan pelanggan, apalagi dalam bisnis perlengkapan bayi dan anak di mana banyak pelanggan biasanya mencari tahu lebih dalam tentang produk yang akan dibeli untuk anaknya. Dengan kehadiran fitur livestreaming di kanal LazLive, saya bisa berinteraksi langsung dengan pelanggan dan mereka bisa bertanya dan berdiskusi langsung tentang kebutuhan mereka. Saya pun bisa menjelaskan lebih dalam mengenai berbagai produk yang ditawarkan toko saya, seperti layaknya interaksi secara offline. Cara ini berhasil membangun kedekatan saya dengan pelanggan,” kata Farica.
3. Merespon tren ritel secara cepat untuk mendorong penjualan
Dalam eCommerce, bisnis yang dapat mengidentifikasi peluang, beradaptasi, dan memanfaatkan tren konsumen dapat mendiversifikasi dan meningkatkan pendapatan penjualan, sekaligus pengalaman pelanggan mereka. Pandemi telah mengubah bisnis, pekerjaan, dan mata pencaharian dari banyak orang. Tetapi dengan terus mengetahui tren ritel terkini dan tetap berpikiran terbuka dalam mencoba pendekatan dan tren yang baru dapat membantu mengembangkan bisnismu.
Nadjani, sebuah merek fesyen yang dibangun oleh Nadya Amatullah di Indonesia, mengubah lini produksi mereka untuk memproduksi masker kain yang bisa digunakan kembali, celemek dan perlengkapan berkebun untuk pelanggan yang tinggal di rumah selama pandemi. “Penjualan saya sempat menurun karena pembatasan di masa pandemi ini. Agar dapat bertahan, kami memproduksi masker kain, celemek hingga perlengkapan berkebun dengan sentuhan desain Nadjani. Kemudian kami juga berkolaborasi dengan influencer dan Lazada untuk mendorong penjualan, salah satunya dengan berpartisipasi dalam Jakarta Fashion Week di mana Nadjani mendesain khusus dan hanya menjual desain itu di Lazada. Alhamdulillah, strategi ini membuat penjualan kami langsung naik,” jelas Nadya.
Baca Juga:
Punya Bisnis Online? 6 Jenis Aplikasi Ini Harus Di-install di Hapemu
Sama seperti Nadya, Nguyễn Thị Kim Oanh, pemilik 1994food di Vietnam, menyadari adanya peningkatan ketertarikan akan produk kesehatan di tengah pandemi. Ia dengan cepat memanfaatkan tren ini dan mulai mengimpor produk-produk makanan sehat dari berbagai negara, termasuk Amerika Serikat. Selain itu, ia juga mengubah produksi pabriknya untuk
menghasilkan biskuit diet biscotti yang kini menjadi penjualan terbaiknya.
4. Manfaatkan kampanye mega untuk mendorong penjualan
Kampanye mega seperti 11.11 dan 12.12 adalah periode waktu yang penting di dunia eCommerce. Kampanye mega diciptakan untuk mendorong penjualan, meningkatkan pendapatan bagi pengusaha, dan menawarkan akses bagi pelanggan terhadap banyak penawaran dan produk yang luar biasa. Lebih dari 800.000 brand dan penjual berpartisipasi dalam Festival Belanja 11.11 Lazada tahun lalu atau meningkat dua kali lipat dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Salah satu pengusaha yang memanfaatkan kampanye mega untuk meningkatkan penjualannya adalah Liang Wee Ling, pemilik dari 8miles, sebuah toko perlengkapan ibu dan anak. Wee Ling mengakui bahwa kampanye mega angka kembar (9.9, 10.10, 11.11, 12.12) sangat berpengaruh pada pertumbuhan bisnisnya yang cepat, di mana kampanye mega membantu mendorong penjualan dan memperluas basis pelanggannya.
5. Mengintegrasikan pengalaman brand di kanal luring dan daring
Dengan lebih banyak pelanggan berbelanja di toko fisik di tengah pelonggaran pembatasan aktivitas sehubungan dengan upaya pengendalian pandemi, banyak bisnis memperkuat pendekatan ritel omnichannel untuk menarik pelanggan dari kedua kanal, luring dan daring. Namun, penting untuk memastikan bahwa pengalaman brand tetap sama di seluruh touchpoint dalam perjalanan pelanggan, karena ini yang mendorong ingatan dan loyalitas akan sebuah brand.
Pauline Ng, salah satu pendiri Porcelain, spa wajah mewah dari Singapura, beralih platform ke medium digital dan menghadirkan rangkaian lengkap produk perawatan kulitnya secara daring ketika pandemi melanda. Ia berfokus memberikan pengalaman layanan pelanggan yang terbaik dan serupa dengan pengalaman pelanggan di toko fisiknya, mempertahankan tampilan, rasa, dan kedekatan yang sama seperti yang brand-nya selalu tawarkan. Hasilnya, ia bisa mempertahankan basis pelanggan setianya seraya menarik pelanggan baru melalui saluran daring.
Baca Juga:
Keuntungan yang Kamu Dapatkan dengan Berbisnis Online
Strategi yang sama juga diadopsi oleh Elyse Janina P. Juan di Filipina, yang merupakan pemilik generasi kelima dari Papemelroti yang menjual kado, alat tulis, kerajinan dan barang-barang dekorasi rumah buatan lokal yang orisinal dan ramah lingkungan di lebih dari dua puluh toko fisik. Elyse memastikan toko daringnya memiliki tampilan dan rasa seperti gerai fisiknya, sehingga pelanggan dengan segera mengenali brand-nya dan tahu bahwa mereka melakukan pembelian dari penjual yang terpercaya.
6. Mengambil keputusan berdasarkan data dari analisis pada dasbor penjual
Data merupakan bagian penting dari sebuah bisnis – sebagai kunci untuk mengetahui apa yang berhasil, dan apa yang tidak. Dengan menggunakan insights dan indikator kesuksesan berbasis data, penjual dapat memahami perilaku pembelian dari pelanggan dengan lebih baik, sehingga bisa mengambil keputusan yang mampu mendorong lebih banyak penjualan.
Dua penjual dari Malaysia dan Vietnam mengakui bahwa keberhasilan mereka di eCommerce didorong penggunaan data. Nurul Izzan Zamzuri, pemilik Niz-Craft di Malaysia yang menjual benang, melengkapi dirinya dengan pemahaman mendalam mengenai perilaku pencarian dan pembelian benang dari pelanggannya, sehingga ia dapat menawarkan produk yang sesuai dengan kebutuhan pelanggannya. Đoàn Trần Thùy Linh, pemilik Light Coffee di Vietnam, juga menggunakan perangkat data untuk memahami pelanggannya, membuatnya dapat mengantisipasi permintaan dan memperkenalkan rasa, produk, dan pilihan ukuran baru yang dicari oleh pelanggan yang berbeda.
7. Bereksperimen dengan voucher, diskon, dan gratis ongkir untuk mendorong konversi
Pelanggan di Asia Tenggara menyukai diskon, maka menawarkan banyak diskon kepada pelanggan akan sangat membantu membangun loyalitas dalam jangka panjang. Voucher, diskon, dan gratis ongkos kirim (ongkir) merupakan beberapa cara yang dapat digunakan penjual untuk mempertahankan pelanggan serta menarik pelanggan baru.