Highlight.ID – Sebagian orang menganggap fotografi sebagai hobi yang dilakukan di waktu luang. Apalagi, sekarang kegiatan fotografi semakin mudah dengan adanya teknologi smartphone yang didukung kamera canggih. Siapapun rasanya dapat memotret kapan saja dan di mana saja karena fitur-fitur kamera di hape relatif mudah dioperasikan.
Namun bagi mereka yang lebih serius mempelajari fotografi, ini bisa menjadi lahan untuk mencari penghasilan. Menjadi fotografer profesional kedengarannya sangat menyenangkan karena mereka bekerja sesuai passion-nya. Terlebih lagi, mereka mampu memperoleh pundi-pundi uang dari fotografi. Namun demikian, fotografer profesional banyak tantangannya karena permintaan nggak sebanging dengan penawaran.
Perlu Dreamlikers ketahui, fotografer profesional bisa bekerja di perusahaan atau menjalankan bisnis sendiri. Perusahaan di mana fotografer profesional bekerja seperti media massa, studio foto, rumah produksi hingga agensi kreatif. Lalu, gimana caranya untuk memulai karier sebagai fotografer profesional? Simak, artikelnya sampai selesai!
Langkah Menjadi Fotografer Profesional
1. Tentukan tujuan yang jelas
Ketika kamu memutuskan untuk menjadikan fotografer sebagai profesi, kamu harus dapat menyeimbangkan antara passion dengan bisnis. Memiliki passion saja tidak cukup untuk bisa bekerja di industri fotografi. Kamu juga perlu mempunyai insting bisnis yang kuat agar skill-mu bisa menghasilkan uang.
Tapi sebelum melangkah lebih jauh, kamu harus memahami dulu apa yang membuatmu termotivasi. Lalu, pikirkan skema atau model bisnis yang tepat agar usahamu dapat sustainable. Karena mempertahankan dan memajukan bisnis tidaklah segampang ketika memulainya.
Baca Juga:
Berbekal Smartphone, Memotret Suasana dan Properti Rumah
2. Dapatkan pendidikan fotografi
Pertanyaan yang sering diajukan ketika ingin menjadi fotografer yakni bagaimana mendapatkan keterampilan fotografi. Kamu dapat memulai karier di bidang fotografi dengan mencari sekolah atau tempat kursus yang tepat. Jika ingin belajar dengan masa studi yang singkat, belajar di tempat kursus bisa menjadi pilihan.
Belajar di sekolah fotografi memberikan keuntungan lebih karena kamu akan dibimbing langsung oleh pengajar berpengalaman. Selain itu, kurikulum yang ditawarkan umumnya sudah disesuaikan dengan kebutuhan industri. Di sisi lain, ada sebagian orang yang lebih memilih belajar fotografi sendiri alias otodidak.
3. Miliki perlengkapan fotografi
Nggak bisa dipungkiri, kariermu sebagai fotografer harus didukung oleh sejumlah perlengkapan memadai. Karena tanpa itu, kamu akan kesulitan dalam menjalankan pekerjaan dan menghasilkan foto berkualitas tinggi. Kamera dan lensa adalah perlengkapan utama yang perlu dimiliki. Selain itu, kamu juga bisa melengkapi diri dengan peralatan lainnya seperti seperangkat lighting misalnya. Lalu, seperangkat laptop atau PC beserta software-nya juga merupakan perlengkapan esensial untuk editing foto.
Meski demikian, jangan terjebak pada pembelian alat-alat yang berlebihan. Karena itu akan justru mengurangi anggaran yang kamu miliki secara signifikan. Pasalnya, alat-alat fotografi tergolong mahal. Belilah alat-alat secukupnya, sementara yang lainnya bisa kamu sewa. Jika budget-mu terbatas, nggak ada salahnya membeli peralatan bekas.
4. Tentukan area fokus
Sebelum menjadi fotografer beneran, pastikan kamu menentukan area fokus sesuai dengan minatmu. Sebagai gambaran, terdapat beberapa genre fotografi yang dapat kamu pilih. Jenis-jenis genre fotografi yang kita kenal misalnya fotografi untuk keperluan komersial, portraits, fashion, dokumenter, jurnalisme, makanan hinga pernikahan.
Baca Juga:
Bank DBS Indonesia dan Timur Angin Bagikan Tips Fotografi Human Interest
Dengan memilih genre fotografi yang sesuai, maka kamu akan lebih menikmati aktivitas. Kamu juga akan merasa termotivasi untuk selalu belajar meningkatkan keterampilan. Fokuslah untuk menemukan keunikan sendiri yang membedakanmu dengan fotografer lain.
5. Cari tempat magang
Magang di sebuah bisnis atau perusahaan merupakan kesempatan berharga untuk meraih keterampilan. Pilihlah tempat magang yang selaras dengan area fokus yang kamu pilih. Misalnya, kamu yang pengin jadi fotografer fashion magang di majalah gaya hidup. Atau, kamu bisa juga coba menawarkan diri menjadi asisten fotografer profesional tanpa dibayar.
Meski tidak dibayar, kamu memperoleh pengalaman langsung bekerja di lapangan menangani klien sungguhan. Kamu akan mengetahui alur kerja mulai dari sebelum, semasa maupun sesudah pemotretan.
6. Banyak latihan
Tak ada yang lebih utama selain memperbanyak latihan. Secanggih dan selengkap apapun perlengkapan yang kamu miliki tidak serta merta menjadikanmu fotografer profesional. Demikian juga membaca tips dan trik di blog atau menonton video di YouTube gak akan banyak membantu jika kamu nggak latihan.
Berlatihlah sesering mungkin meskipun kamu merasa enggan. Evaluasi setiap foto untuk mengetahui kekurangannya. Kemudian, belajarlah untuk memperbaikinya agar fotomu bisa lebih bagus lagi. Dalam perjalanan, kamu juga akan menemukan banyak kendala yang membuatmu merasa down. Tapi dengan tekad yang kuat, setiap masalah akan dapat teratasi.
7. Susun portofolio
Saar ini, hasil karya fotografi lebih mudah ditampilkan dan disebarluaskan berkat kemajuan internet. Ada berbagai media sosial sosial seperti Instagram yang dapat kalian pakai untuk menampilkan portolio. Jika ingin lebih serius, kamu bisa membangun website sendiri.
Baca Juga:
Mengenal Virtual Photoshoot, Teknik Fotografi yang Kini Sedang Ngetren
Satu hal yang perlu kalian pahami, jangan upload semua foto yang kamu punyai. Pilihlah foto terbaik yang menurutmu layak untuk diunggah di medsos atau website. Lewat portofolio, calon klien atau orang bisa menilai sebagus apa fotomu. Tentu saja, penilaian orang akan berbeda-beda sesuai selera mereka.
8. Pasarkan jasa
Bagi fotografer yang ingin mencari duit, pemasaran adalah hal utama yang harus dipikirkan. Pemasaran dapat dilakukan dengan hal yang paling mudah dan sederhana, misalnya menawarkan jasa fotografi kepada teman atau saudara. Ada kemungkinan mereka akan menghubungimu kalau mereka memerlukan jasamu.
Adanya media sosial juga membantu proses pemasaran layananmu. Buatlah sejumlah akun bisnis di beberapa platform media sosial yang berbeda. Selain itu, klien yang pernah memakai jasamu bisa merekomendasikan kamu kepada orang lain. Jadi, berilah pelayanan dan kualitas foto terbaik.
9. Perluas jejaring
Memperluas jejaring atau networking dapat dilakukan dengan berbagai cara. Contohnya, kamu bisa bergabung dengan komunitas fotografi yang ada di kotamu. Atau, kalian juga bisa aktif mengikuti grup-grup media sosial yang paling cocok dengan minatmu.
Kalian juga dapat memperoleh pengalaman dan relasi baru lewat event-event seperti workshop atau hunting foto bareng. Manfaatkan juga berbagai kanal pemasaran digital untuk menjangkau khalayak yang lebih luas.