Highlight.ID – Seringkali, pemasaran media sosial melibatkan influencer untuk menyampaikan pesan merek. Cara ini berbeda dengan iklan komersial pada umumnya yang konten promosinya sebagian besar tidak terlihat jelas. Konten promosi yang melibatkan influencer kebanyakan bisa berupa postingan yang menampilkan dirinya menggunakan produk tertentu.
Dari sudut pandang pengikut, postingan seperti itu terlihat seperti postingan normal lainnya. Akibatnya, pengikut akan cenderung merasa lebih mudah menerima pesan merek. Bahkan, jika orang tertarik dengan produk yang diperkenalkan oleh influencer, mereka akan mencari lebih jauh dan melakukan pembelian.
Bagi pemilik bisnis atau pemasar, memilih influencer media sosial yang tepat tidaklah semudah kelihatannya. Ada beberapa pertimbangan sebelum produkmu muncul di feed influencer agar hasil yang kamu dapatkan sepadan dengan investasi.
1. Pilih platform media sosial
Ketika datang untuk menggunakan media sosial, orang memiliki banyak pilihan. Setiap media sosial dirancang untuk tujuan tertentu. Ambil Instagram sebagai contoh yang awalnya berfungsi untuk menampilkan gambar statis dalam bentuk persegi 1:1. Dalam perkembangannya, Instagram menambahkan sejumlah fitur baru yang membuatnya lebih interaktif dari sebelumnya.
Setiap media sosial memiliki karakteristik uniknya sendiri yang membedakannya dari platform lain. Beberapa faktor ini mengharuskan pemasar untuk mempertimbangkan pemilihan media sosial dengan hati-hati. Untuk memaksimalkan hasil, kamu bisa mengombinasikan satu platform dengan platform lainnya.
Memilih platform adalah hal pertama yang perlu kamu lakukan karena menentukan siapa influencer yang akan kalian gunakan. Setiap platform sosial memiliki influencer yang berbeda tergantung pada konten yang mereka buat. Misalnya, influencer TikTok membuat konten yang berbeda dari influencer Instagram. Namun, banyak influencer yang populer di beberapa platform sekaligus.
Baca juga:
Langkah Menuju Selebgram yang Disukai Brand, Banyak Endorse Produk
2. Identifikasi influencer
Jangan terburu-buru menghubungi influencer sampai kamu memiliki identifikasi yang jelas tentang mereka. Dalam dunia social media marketing, seorang influencer atau disebut juga dengan endorser berarti seseorang yang memiliki kemampuan untuk mempengaruhi persepsi dan tindakan audiens. Membeli produk adalah salah satu tindakan yang diharapkan pemasar.
Influencer memiliki pengaruh atas orang lain karena beberapa alasan termasuk popularitas, posisi, keahlian, hubungan otentik dengan pengikut, dan otoritas. Ada juga beberapa istilah khusus yang dibedakan berdasarkan jumlah followers seperti nano-influencer, macro-influencer, mid-tier influencer, micro-influencer, dan mega-influencer.
Sebelum kamu menggunakan influencer untuk kampanye, kamu perlu mengetahui kelebihan dan kekurangannya. Selain itu, kamu perlu mengetahui berbagai jenis influencer, beberapa di antaranya adalah selebriti, penyanyi, musisi, olahragawan, vlogger/blogger, hobbyist, dan lain-lain.
3. Identifikasi audiens target
Siapa yang akan membeli produkmu? Kamu harus menjawab pertanyaan ini sesegera mungkin sebelum mulai berkolaborasi dengan influencer. Sangat penting bagimu untuk bekerja dengan influencer yang pengikutnya relevan dengan merek. Semakin tinggi relevansinya, semakin besar peluang merek untuk menjangkau konsumen baru.
Kamu dapat memanfaatkan platform pemasaran influencer untuk melihat audiens yang dimiliki oleh influencer berdasarkan lokasi, usia, dan jenis kelamin. Fitur demografi sangat berguna untuk mengidentifikasi influencer yang paling tepat untuk mempromosikan produk dan menjangkau calon konsumen.
4. Tentukan anggaran
Pertanyaan yang sering diajukan adalah berapa tarif influencer? Bergantung pada popularitas mereka, tarif influencer bisa sangat bervariasi. Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat influencer adalah jumlah pengikut organik. Tidak hanya itu, ada beberapa faktor lain yang mempengaruhi tarif antara lain pengalaman, tingkat keterlibatan, keahlian, jangkauan pengikut, jenis dan kualitas konten, dan lain-lain.
Untuk mengetahui secara pasti rate seorang influencer, kamu bisa menanyakan langsung kepada mereka. Influencer berpengalaman biasanya akan memberikan daftar harga beserta jenis konten yang bisa mereka buat. Jika kamu melakukan kampanye social media marketing secara rutin, kemungkinan besar kamu membutuhkan lebih dari satu influencer sehingga kamu perlu menyusun database yang memuat semua informasi terkait influencer marketing.
5. Lihat nilai-nilai influencer
Setelah kamu mengidentifikasi jenis influencer yang akan kamu ajak berkolaborasi, kamu juga harus melihat nilainya. Pikirkan baik-baik, apakah mereka memiliki nilai-nilai yang relevan dengan merek. Untuk melihatnya, kamu bisa memperhatikan postingan influencer di profil Instagram mereka. Itu termasuk foto dan video termasuk keterangan yang mereka unggah.
Nilai-nilai yang dianut oleh influencer pada akhirnya akan berdampak pada pengikut mereka dan bagaimana mereka memandang merekmu. Salah menilai seorang influencer dapat membahayakan citra merek. Sebaliknya, jika tidak ada nilai-nilai yang bertentangan, maka saat yang tepat untuk melakukan kolaborasi.
Baca juga:
Pahami Perbedaan Key Opinion Leader (KOL) & Influencer
6. Periksa kualitas & frekuensi konten influencer
Kamu memberi kebebasan kepada influencer untuk membuat konten yang mewakili merek saat kamu bekerja dengan mereka. Jadi, kamu perlu memastikan bahwa konten mereka baik itu gambar atau video memiliki kualitas yang baik.
Ini memberi kesenangan kepada pemirsa sambil meningkatkan citra merek. Luangkan waktu untuk menjelajahi berbagai konten yang dihasilkan influencer hingga akhirnya menemukan yang paling cocok. Konten dengan kualitas bagus terlihat rapi, kreatif, profesional, dan enak dipandang.
Untuk mendapatkan audiens yang loyal, influencer perlu mempublikasikan konten berkualitas tinggi secara berkala. Idealnya, influencer aktif perlu mengunggah konten segar setiap 1 hingga 3 hari sekali. Untuk itu, kamu perlu memperhatikan seberapa sering mereka mengunggah konten baru, termasuk konten bersponsor. Influencer yang ideal adalah mereka yang memiliki keseimbangan antara konten bersponsor dan konten biasa.
7. Perhatikan kualitas audiens
Di media sosial, kamu harus membedakan antara influencer dengan pengikut organik dan yang tidak. Keinginan untuk mendapatkan popularitas secara instan mendorong orang untuk melakukan berbagai cara termasuk membeli followers palsu. Ini adalah satu hal yang perlu diwaspadai.
Jangan terlalu terpaku pada jumlah followers yang banyak meskipun bisa saja palsu. Untuk itu, kamu perlu mencermati sejumlah kejanggalan yang mungkin kamu temukan pada akun-akun influencer.