Highlight.ID – Memilih nama merek atau perusahaan terbaik adalah langkah awal yang dilakukan oleh pemilik bisnis sebelumnya menjalankan usahanya. Lewat nama brand yang bagus, audiens bisa lebih mudah mengenali dan mengingat nama itu yang berguna dalam keputusan pembelian.
Untuk mendapatkan nama yang cocok dan sesuai tidak bisa dilakukan dalam sekejap dan membutuhkan pertimbangan dan perencanaan yang matang. Sebelum menentukan nama yang paling tepat untuk perusahaan, ada beberapa hal yang harus dipikirkan.
Agar mudah diingat, nama perusahaan perlu disusun sesederhana mungkin. Selain itu, nama brand harus unik dan berbeda serta menonjol dibandingkan kompetitor yang lain.
Nama merek yang unik berkaitan dengan masalah hak cipta dan lebih mudah saat didaftarkan sebagai merek paten. Proses penemuan nama perusahaan itu sendiri memiliki kisah uniknya masing-masing. Dan, bisa saja nama perusahaan tidak berkaitan langsung dengan produk dan jasa yang ditawarkan namun memiliki makna yang bersifat metafora.
Apakah nama brand yang bagus bisa menjamin keberhasilan bisnis? Keberhasilan bisnis ditentukan oleh banyak faktor, bukan hanya nama perusahaan yang baik semata.
Namun, jika kita menyimak dunia bisnis, banyak nama brand yang sebenarnya susah dieja dan diingat namun mempunyai reputasi yang sangat bagus. Nama brand yang susah diingat itu biasanya menggunakan bahasa asing atau akronim yang terdengar tidak familiar bagi kebanyakan orang.
Baca Juga:
6 Tahapan Membuat Nama Brand yang Bakal Diingat Orang
Jenis-jenis Nama untuk Perusahaan
1. Descriptive/Literal Names
Nama brand/merek atau perusahaan yang menjelaskan produk atau jasa yang dijualnya disebut dengan descriptive name.. Cara itu dilakukan oleh pebisnis yang menginginkan brand-nya lebih cepat dipahami oleh calon konsumen. Dengan menjelaskan secara singkat produk dan jasa yang ditawarkannya, maka audiens dapat lebih mengenali brand dengan lebih cepat.
Misalnya, Teh Kotak yang merupakan nama merek minuman ringan berupa teh yang dikemas dalam kotak yang mudah dibawa. Contoh lain, Make Up Forever yang sudah jelas menjual aneka macam produk kosmetik/make up dan Holiday Inn yang merupakan nama hotel dengan jaringan internasional.
Meski demikian, descriptive names terdengar kurang kreatif dan sangat rentan menjadi nama generik seperti yang terjadi pada brand minuman mineral Aqua.
2. Acronym Names
Menyingkat nama perusahaan atau brand yang panjang menjadi lebih pendek banyak dilakukan oleh para pebisnis. Meski sepertinya merupakan pilihan yang bagus, namun nama akronim terdengar kurang familiar di telinga audiens, susah diucapkan dan diingat. Seringkali, nama akronim tidak berhubungan langsung dengan produk yang ditawarkan.
Baca Juga:
10 Fashion Brand Amerika Serikat yang Memakai Nama Pendirinya
Namun, akronim memiliki kelebihan tersendiri dibandingkan memakai nama brand yang terlalu panjang. Contohnya, P&G yang merupakan kependekan dari Procter & Gamble, GSK kependekan dari Glaxo Smith Kline, dan DKNY kependekan Donna Karan New York.
Dari segi branding, nama akronim dengan jumlah huruf yang lebih sedikit terdengar lebih simple. Selain itu, nama brand yang lebih ringkas membuatnya lebih mudah diaplikasikan pada logo serta media-media promosi.
3. Synthesised/Lexical Names
Lexical names merupakan susunan, permainan, dan kombinasi beberapa kata atau huruf yang menghasilkan nama baru. Pemilihan kata untuk nama perusahaan masih memiliki keterkaitan dengan produk atau jasa yang ditawarkan.
Lexical names dapat tercipta karena adanya salah eja yang tidak terpikirkan sebelumnya. Alhasil, nama brand yang dihasilkan terdengar lebih segar, kreatif, dan mungkin belum pernah ada yang memakainya.
Misalnya Microsoft yang dihasilkan dari kata “microprocessor” dan “software”. Contoh lain yaitu Land Rover yang memiliki kesan petualangan dan nama itu sesuai dengan produk yang dijualnya yaitu mobil petualang. Nama brand bisa pula dihasilkan dari bahan-bahan atau formula yang terkandung dalam produk seperti pada Pantene dan Pepsi.
4. Metaphorical/Evocative Names
Nama merek bisa saja tidak berkaitan langsung dengan produk dan jasa yang ditawarkannya namun memiliki makna tersembunyi. Biasanya, nama itu memiliki makna metafora yang dihasilkan dari mitologi, legenda atau kisah zaman dahulu, bahasa asing, benda, tumbuhan, dan lainnya .
Pemilihan metaphorical names yang berkesan kreatif memerlukan pemikiran mendalam untuk menggali makna-makna yang tersirat dalam sebuah kata.
Baca Juga:
15 Nama Perusahaan Top Dunia, Ada Sejarah Unik di Balik Penamaannya
Nike dan Nyx yang namanya diambil dari mitologi Yunani adalah contoh yang menggunakan metaphorical names. Contoh lain, produk perawatan kulit Nivea yang namanya diambil dari nama Latin.
Nama perusahaan dapat lahir karena pengalaman seseorang seperti yang terjadi pada Virgin. Sang pendiri, Richard Branson dan rekannya merasa tidak memiliki pengalaman dalam dunia bisnis dan akhirnya muncullah nama Virgin. Nama-nama perusahaan yang bersifat metafora memiliki arti yang bisa lebih besar dari sekadar produk yang mereka tawarkan.
5. Founder Names
Nama pendiri perusahaan yang dipakai sebagai nama merek atau perusahaan sepertinya sudah menjadi tradisi yang telah dimulai sejak zaman dulu. Meski kini tidak sebanyak dulu, pemakaian founder names masih tetap dilakukan dengan alasan untuk menghormati sang pendiri atau melestarikan tradisi.
Tips Memilih Nama Salon Kecantikan yang Tepat
Founder names sering dipakai terutama oleh artis, selebriti atau desainer terkemuka yang ingin menonjolkan popularitas namanya saat mereka mulai berbisnis. Merek-merek fashion adalah contoh kategori bisnis yang sering memakai founder names.
Misalnya Giorgio Armani, Stussy, Burberry, Dior, dan lainnya. Pemakaian founder names yang unik lebih mudah untuk dipatenkan karena kemungkinan belum dipakai orang lain.
6. Invented/Fabricated Names
Umumnya, nama perusahaan memiliki arti atau makna tertentu, namun tidak dengan invented names. Banyak perusahaan yang sukses dan populer, tapi setelah ditelisik lebih jauh ternyata namanya tidak mempunyai arti khusus. Invented name adalah nama brand yang sengaja dikreasikan secara unik dan tidak berkaitan dengan produk dan jasa yang ditawarkan.
Apa yang terbayang jika mendengar kata Starbucks? Nama itu diasosiasikan dengan coffe shop karena brand itu sudah sangat terkenal di seluruh dunia. Faktanya, setelah ditelusuri lebih lanjut, nama Starbucks tidak memiliki arti tertentu dan tidak ada hubungannya dengan kopi selain terinspirasi dari sebuah novel. Pun demikian dengan Xerox, Kodak, Yahoo!, Rip Curl, Verizon yang memiliki kisahnya masing-masing di balik penamaannya.
Baca Juga:
Cerita Unik di Balik 17 Nama Merek Terkenal di Dunia
7. Geographical Names
Geographical names dipakai oleh perusahaan yang memusatkan operasional bisnisnya pada wilayah regional tertentu. Nama perusahaan menyertakan nama propinsi, kota atau pulau di bagian depan atau belakang untuk menjelaskan pusat bisnisnya. Penyertaan nama daerah pada nama perusahaan menandakan bahwa mereka memiliki target audience yang terbatas pada wilayah geografis tertentu.
Namun, tidak menutup kemungkinan perusahaan itu memperlebar wilayah bisnisnya yang melampaui daerah asalnya. Umumnya, yang sering memakai geographical names adalah media massa lokal seperti stasiun televisi, radio atau surat kabar. Selain itu, perusahaan finansial seperti bank lokal juga acapkali menggunakan geographical names sebagai nama perusahaan.
Keberhasilan bisnis tidak hanya ditentukan oleh nama brand yang bagus semata. Namun, dengan nama brand atau perusahaan yang bagus bisa menjadi langkah awal untuk menggapai kesuksesan bisnis.