Highlight.ID – Menurut Thomas W Zimmerer, entrepreneur merupakan penerapan atas kreativitas serta inovasi seseorang sebagai solusi dalam memecahkan permasalahan serta upaya untuk memanfaatkan peluang-peluang yang dihadapi orang banyak di setiap harinya. Sedangkan menurut Peter F Drucker, entrepreneur adalah suatu kemampuan seseorang untuk menciptakan suatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and different).
Selanjutnya, Schumpter mengungkapkan bahwa entrepreneur merupakan seorang inovator kreatif dan terlihat menyimpang dari segi sosial. Dengan kata lain, entrepreneur dikatakan menyimpang karena mereka memilih cara lain yang pada umumnya dilakukan orang banyak seperti ketika banyak orang yang ingin menjadi karyawan perusahaan bonafit, dia malah memilih mendirikan usahanya sendiri meskipun tidak memiliki modal sekalipun.
Dari pengertian entrepreneur di atas, dapat kita lihat bahwa pandangan setiap para ahli mengenai entrepreneur berbeda-beda. Namun pada intinya, pengertian entrepreneur di atas mengandung unsur yang sama yaitu kreativitas, inovasi, kemutakhiran (newness), penciptaan, dan pengambilan risiko. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa entrepreneur merupakan orang yang akan menganggung segala risiko dalam suatu kegiatan yang dilakukannya.
Pada umumnya, seorang entrepreneur pemula kerap kali menemui beberapa kendala dalam mengembangkan bisnisnya. Bahkan beberapa dari mereka tidak bisa bertahan dan malah menimbulkan kerugian kemudian mengurungkan niat untuk berbisnis. Tak terlepas dari masalah pengembangan produk, entrepreneur pemula juga akan mengalami kendala pada pengembangan sumber daya manusia, perencanaan modal, hingga proses eksekusi.
Baca Juga: Bisnis Sepi Orderan? Terapkan 10+ Kiat Bisnis Ini Agar Penjualan Meningkat Lagi
Tak sedikit orang berpendapat bahwa jadi entrepreneur itu lebih menjanjikan, keren, bebas, dan cepat kaya daripada menjadi seorang karyawan. Pada kenyataannya, menjadi seorang entrepreneur yang sukses tidak semudah membalikkan telapak tangan. Bahkan hampir setiap hari kamu harus bepikir kreatif, mengambil keputusan sendiri, dan lain sebagainya yang menyangkut perkembangan bisnis kamu. Tak jarang pula kamu akan menemui berbagai macam masalah potensial yang mengancam bisnis kamu.
Pada kenyataannya, tidak ada rumus pasti bagaimana cara menjadi entrepreneur sukses. Setiap orang memiliki cara yang berbeda-beda. Mungkin kamu pernah melihat seseorang dengan cepat dan mudah menjadi entrepreneur sukses dan ada pula orang yang sangat sulit bahkan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mencapai kesuksesan dengan berbisnis.
Terkadang, ketidakpastian inilah yang menjadi tolok ukur seseorang untuk menjadi entrepreneur terlebih lagi jika kamu masih pemula. Kamu tidak bisa memastikan berapa pendapatan kamu setiap bulan, kapan waktu libur pasti kamu, dan lain sebagainya. Berbeda halnya jika kamu bekerja sebagai karyawan kantoran. Mudahnya, karyawan kantoran itu udah serba pasti baik pada gajinya, kerjaannya, jatah liburnya, hingga lelahnya juga pasti.
Dalam praktiknya, untuk menjadi entrepreneur sukses tidak semudah membayangkan ataupun merencanakan kesuksesan itu. Kamu akan berhadapan langsung dengan yang namanya tantangan. Ketika hal itu terjadi, hanya ada dua pilihan yang dapat kamu ambil, yaitu lanjutkan atau berhenti di tengah jalan.
Baca Juga: Ingin Cari Modal Bisnis? Begini Cara Menyusun Proposal yang Meyakinkan
Nah, pada level inilah banyak entrepreneur yang diuji kemampuannya. Pada tahap ini pulalah perbedaan mendalam seorang entrepreneur dengan karyawan terlihat jelas. Bahkan menjalankan tahap ini terbilang cukup berat. Kamu akan menemui yang namanya trial and error, tanpa pegangan, serta masih meraba-raba apakah usaha kamu akan menghasilkan atau tidak. Daripada kamu merasa menjadi entrepreneur itu susah melulu, mari simak cara mengatasi masalah yang sering dihadapi entrepreneur berikut ini.
Tahap Awal Membangun Bisnis
Jangan berpikir meskipun pada tahap awal kamu tidak akan menemukan masalah dalam berbisnis. Justru tahap awal inilah yang menentukan langkah kamu untuk menjadi seorang entrepreneur. Sebagian orang melakukan trial and error pada tahap ini. Hal tersebut tidak salah, tapi akan lebih efektif bila kamu memiliki rancangan. Kamu akan menemui berbagai masalah. Tanpa tahu solusinya, kamu tidak direkomendasikan untuk mengambil keputusan. Berikut beberapa masalah dan solusi yang sering terjadi pada tahap awal menjadi entrepreneur.
1. Sumber daya manusia yang kompeten dan memiliki motivasi tinggi
Sehubungan kamu adalah pemilik bisnis, kamu akan membutuhkan sebuah team hingga spesialisasi untuk mengembangkan bisnis kamu. Tanpa adanya sebuah team, tentu kamu tidak akan bisa mengembangkan bisnis kamu seorang diri. Pendapat dari pandangan anggota team kamu sangat dibutuhkan untuk membangun bisnis. Oleh karena itu, jika kamu ingin menjadi entrepreneur sukses, kamu harus memilah-milah sumber daya manusia yang kompeten dan memiliki motivasi tinggi untuk membangun bisnis.
Terkadang, cukup sulit membentuk team dalam membangun usaha baru. Kenapa demikian? Coba deh kamu bandingkan dengan perusahaan-perusahaan besar. Apakah kamu bisa menggaji team kamu melebihi gaji pada perusahaan-perusahaan besar? Bagi entrepreneur baru tentu sangat sulit. Pasalnya kamu belum mengetahui bagaimana prospek bisnis kamu ke depannya. Dan juga pendapatan bisnis kamu belum sebesar pendapatan perusahaan-perusahaan besar.
Baca Juga: Jangan Remehkan! Pentingnya Media Sosial untuk Kesuksesan Bisnismu
Sudah sewajarnya sebagian orang akan lebih memilih bekerja sebagai karyawan di perusahaan-perusahaan besar dibandingkan menjadi team pada bisnis kamu. Oleh karena itu, kamu membutuhkan sumber daya manusia yang kompeten dan memiliki motivasi tinggi untuk bergabung dengan bisnis baru bahkan yang belum pernah didengar oleh orang lain.
Sebagai contoh, mungkin kamu sudah kenal dengan PT Astra International Tbk. Ya, perusahaan tersebut merupakan salah satu perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pada awal pendiriannya, Astra memberikan perhatian khusus pada bagian sumber daya manusia ini. Hingga sekarang, apapun bisnis yang mereka jalani dapat berkembang dengan baik. Pada mulanya, Astra hanya menggeluti bisnis perakitan mobil. Coba lihat sekarang, Astra sudah memiliki lini bisnis sawit, air bersih, dan lain-lain.
2. Modal usaha yang cukup
Tak jarang pula seorang entrepreneur memiliki masalah pada modal. Minimnya modal juga akan mempengaruhi perkembangan bisnis kamu. Tetapi, kini kamu bisa memiliki modal dengan cepat melalui beberapa prosedur. Seperti, kamu mencari suntikan dana dari produk pinjaman bank, mencari investor potensial untuk menanamkan modalnya pada bisnis kamu, ataupun meminjam uang kepada saudara.
Akan tetapi, tentunya akan ada risiko pada masing-masing cara tersebut. Bahkan jika kamu salah memilih pinjaman, akan berpotensi mengalami kebangkrutan. Akan tetapi, sebagai seorang entrepreneur dan kamu membutuhkan suntikan dana lebih, kamu harus siap menerima risiko tersebut untuk menjadi entrepreneur sukses. Kamu harus memastikan bahwa pendapatan bisnis kamu dapat menutupi seluruh cicilan pinjaman.
3. Menentukan lokasi yang tepat
Kamu harus jeli menentukan lokasi bisnis kamu. Sebelum menentukan lokasi bisnis, kamu harus melakukan survey lapangan. Kamu juga harus menentukan lokasi mana yang berpotensi mendatangkan profit lebih tinggi. Sebagai contoh, jika kamu ingin membuka usaha kuliner, ada baiknya kamu memilih daerah yang cukup ramai namun memiliki suasana nyaman dan mudah dijangkau.
4. Memilih lini bisnis yang tepat
Agar kamu tidak gagal pada tahap awal, pilihlah jenis usaha yang berkaitan dengan bakat yang kamu miliki. Pasalnya, menjadi entrepreneur pemula bukan perihal untung-untungan. Lebih efektif bila kamu menjalankan bisnis utama sesuai dengan passion. Nanti setelah bisnis kamu berkembang, kamu bisa menjejah lini bisnis lainnya. Caranya dengan membentuk team spesialisasi seperti yang dipaparkan pada point 1 di atas.
5. Pemetaan kompetisi
Sebelum mengeksekusi, kamu harus memetakan kompetisi pada lini bisnis yang kamu pilih. Salah satu cara memetakan kompetisi dengan melakukan riset SWOT (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) hingga melakukan pengawasan terhadap pesaing. Hal ini harus kamu lakukan meskipun kamu adalah seorang penemu/pencipta barang baru sekalipun.
Kasus serupa pernah terjadi pada perusahaan yang tidak melakukan riset dan perencanaan dengan baik yaitu Kodak. Kodak ini adalah penemu foto digital pertama dan sangat kuat pada bidang fotografi. Kekuatan mereka pada bidang tersebut menjadinya tidak waspada dengan kompetitor lainnya sehingga mereka bangkrut.
Tahap Pertumbuhan Bisnis
Tahap pertumbuhan bisnis merupakan tahap yang lebih sulit dibandingkan tahap awal membangun bisnis. Pada tahap ini, setidaknya terdapat beberapa jenis masalah yang akan kamu hadapi. Pada tahap ini, umumnya seorang entrepreneur akan berurusan dengan siklus penjualan, citra merk dan sebagainya. Berikut penjelasan lebih lanjut.
Baca Juga: Manfaat Virtual Office Bagi Pebisnis Agar Bisa Bekerja Tanpa Batas
1. Mempertahankan elastisitas permintaan dan harga
Prinsip “pelanggan adalah raja” merupakan hal mutlak pada dunia bisnis. Di dunia ini pelanggan terbagi dalam 3 golongan yaitu golongan atas, menengah, dan bawah. Jadi, seorang pengusaha harus menentukan pelanggan golongan apa yang menjadi prioritasnya. Tujuan penentuan segmentasi ini untuk mengetahui karakteristik pelanggan.
Pada tahap pertumbuhan, bisnis kamu sudah mendapatkan nama di masyarakat. Untuk mempertahankan elastisitas permintaan dan harga, kamu bisa memberikan kepuasan lebih kepada pelanggan. Pasalnya, masih banyak pesaing lainnya yang memiliki berbagai macam rencana untuk merebut pangsa pasar. Dalam tahap pertumbuhan, harga produk/jasa harus dapat berubah sesuai dengan kondisi perekonomian ataupun kamu bisa menciptakan sebuah inovasi baru yang kemudian produk/jasa tersebut dapat lebih terjangkau.
Sebagai contoh, kita coba lirik PT Unilever Indonesia Tbk. Pada mulanya, Unilever merupakan produsen bagi konsumen kelas atas. Selanjutnya mereka memiliki perencanaan yang baik sehingga dapat menjangkau pelanggan golongan tingkat bawah salah satunya dengan menciptakan produk dengan kemasan sachet. Jika dihitung dari total biaya produksi (biaya tetap + biaya variabel), ternyata dengan kemasan sachet menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi daripada kemasan normal.
2. Mempertahankan citra merk serta merevisi siklus dan penjualan produk
Mempertahankan citra merk yang baik di mata masyarakat termasuk susah-susah gampang. Kemungkinan besar, banyak hal yang akan mencoba untuk menjatuhkan bisnis kamu. Sebagai contoh, akan ada kemungkinan orang yang menjelek-jelekan usaha kamu salah satunya melalui media massa.
Baca Juga: Tertarik Bisnis Distro? Begini Cara Memulai dan Membangun Clothing Line
Untuk menyiasati hal ini agar tidak menimbulkan kerugian, kamu bisa mengembangkan kemampuan SDM pada divisi public relations. Salah satunya dengan membentuk team spesialisasi untuk urusan hubungan masyarakat. Dengan tetap menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat, maka kamu juga tetap menjaga citra merk.
Untuk tetap berkembang dengan pesat, kamu juga harus mengevaluasi kembali siklus dan penjualan produk kamu. Contohnya perusahaan yang kurang baik dalam mengevaluasi siklus penjualan produk seperti perusahaan telepon seluler yang sangat terkenal yaitu Nokia.
Dahulu Nokia secara rutin mengeluarkan inovasi terbaru setiap tujuh bulan. Dengan demikian banyak pesaing yang tidak dapat menyaingi Nokia pada waktu itu. Sampai saat itu, siklus dan penjualan produk Nokia sangat baik. Namun setelah hadir operation system bersifat open source seperti Android, Nokia gagal mempertahankan masa pertumbuhannya.
Tahap Pendewasaan Bisnis
Sama halnya dengan daur hidup produk, bisnis juga akan memasuki tahap pendewasaan. Tahap ini ditandai dengan telah banyaknya kompetitor dan bisnis kamu telah dikenal secara luas. Kamu harus hati-hati pada tahap ini, pasalnya jika kamu salah dalam mengambil keputusan, maka akan berpotensi menyebabkan kebangkrutan. Berikut beberapa masalah yang sering dihadapi entrepreneur pada tahap pendewasaan bisnis:
Baca Juga: Gak Mau Gagal? Ini 10 Hal yang Harus Kamu Hindari Ketika Mengelola Bisnis
1. Evaluasi dan pengembangan produk
Kamu harus mengevaluasi kembali produk/jasa yang kamu miliki. Lakukan riset mengenai keinginan terbaru dari konsumen. Seiring berjalannya waktu, keinginan konsumen semakin bertambah dan bermacam ragamnya. Salah satu cara untuk mempertahankan bisnis kamu agar tidak bangkrut adalah dengan memberikan inovasi terbaru pada produk kamu.
Sebagi contoh, coba perhatikan produk Pepsodent milik Unilever. Produk ini telah ada sejak puluhan tahun yang lalu, namun hingga saat ini mereka masih memproduksinya dalam jumlah yang tidak sedikit pula. Mengapa bisa demikian? Karena ketika Unilever memasuki tahap pendewasaan bisnis, mereka melakukan evaluasi dan pengembangan produk dengan menciptakan inovasi-inovasi terbaru yang berdasarkan riset pasar. Sehingga saat ini pun Unilever masih memproduksi Pepsodent dan masih bertahan di kelasnya.
2. Pelebaran lini bisnis
Pelebaran lini bisnis ini dimaksudkan agar bisnis kamu dapat berkembang menjadi perusahaan yang besar. Seperti Astra dan Unilever, pada mulanya mereka hanya beroperasi pada satu jenis usaha saja. Sekarang mereka telah memiliki banyak lini usaha dan tentunya pendapatan usaha juga semakin tinggi.
Untuk melakukan hal ini, kamu bisa membentuk sebuah team spesialisasi baru yang lebih dikhususkan pada lini usaha baru. Misalnya, jika kamu ingin menambah bisnis pada lini usaha teknologi dan komputer, kamu bisa merekrut para ahli software, ahli hardware, dan para ahli lainnya yang relevan. Dengan memiliki team spesialisasi baru, kamu siap untuk menjajal lini bisnis yang baru untuk mengembangkan bisnis kamu.
Penting untuk kamu ketahui, realitanya masih banyak jenis masalah lainnya yang akan kamu hadapi dalam menjadi seorang entrepreneur. Terutama rintangan/hambatan yang akan menguji niat dan kemauan kamu untuk menjadi entrepreneur sukses. Satu-satunya jalan untuk menuju entrepreneur yang sukses adalah dengan menguatkan tekad kamu dan terus belajar dari pengalaman yang kamu hadapi. Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua. (ro/ma)